Rumah Tradisional Huni Wamena

Rumah Tradisional Huni Wamena


Thursday, 30 Jun 2016, Dilihat 3523 kali


 Rumah tradisional huni Wamena merupakan pengembangan model cluster pembangunan dari rumah Honai yang bertujuan untuk mewujudkan prototip rancang bangun model cluster dengan konsep tata fisik bangunan dan tata ruang yang meliputi berbagai aspek yaitu besaran, kebutuhan, sirkulasi, lay out, dan persyaratan ruang, pencapaian, struktur dan material, utilitas serta model tata lingkungan perumahan masyarakat yang sehat dan berdasarkan rekomendasi nilai-nilai kearifan lokal Papua.

 Honai adalah rumah khas papua berbentuk bulat yang terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan papua. Honai biasa dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri, rumah honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut Honai), wanita (disebut Ebay) dan kandang babi (disebut Wamai).

 Dasar dari pengembangan produk ini adalah belum terpenuhinya kebutuhan akan kualitas hunian, meliputi kualitas kesehatan bangunan dan lingkungan, kualitas ruang dengan kebutuhan akan kenyamanan dan kesehatan ruang, kekuatan bangunan (misalnya dari gempa atau bencana lain) bahan bangunan yang tersedia (murah dan mudah diperoleh)

 

Keunggulan

  1. Pondasi penyangga rumah terbuat dari tiang balok kayu sage yang ditancapkan kedalam tanah sehingga dapat mempertahankan kekakuan struktur serta memiliki fleksibilitas untuk bergerak bersama gempa.
  2. Dinding menggunakanbahan papan sehingga dapat menerima getaran gempa dengan sangat baik, serta dapat menyerap suhu serta menetralkan suhu udara dingin dan panas.
  3. Konstruksi rumah tradisional papua mengenal sistem sambungan dengan sistim ikat dengan menggunakan tali dari akar sehingga praktis dan cukup kuat.

 

Kelemahan

  1. Longsoran tanah didaerah pegunungan tidak dapat ditahan sehingga pondasi mudah tergerus dan ambruk mengikuti longsor.
  2. Adanya perbedaan suhu membuat daya tahan sifat kayu mudah menyusut dan memuai sehingga menimbulkan celah- celah pada dinding, akibatnya udara dingin dapat masuk kedalam bangunan
  3. Ketahanan tali yang sudah usang bersifat getas sehingga dapat meretaskan kekuatan bahan struktur yang saling kait mengait

 

Penerapan

Hasil produk ini telah direplikasikan oleh instansi setempat dan bekerja sama dengan masyarakat umum, antara lain oleh Dinas Permukiman, Dinas Pariwisata serta Dinas terkait lainnya yang mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat sehingga pihak terkait menyarankan agar diadakan sosialisasi agar pengetahuan akan honai sehat dapat dipahami oleh masyarakat

 

Kriteria design

 Kriteria design menerapkan standarisasi ruang gerak, struktur,bahan baku, ketahanan bangunan terhadap gempa serta pola sistem kesehatan manusia.

 Analisis model cluster di Distrik Tangma Kab. Yahukimo PAPUA

 1. Topografi

 Kondisi Keadaan topografi Kabupaten Yahukimo sangat bervariasi mulai dari dataran rendah dengan lereng yang landai sampai dengan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal. Sedangkan ketinggiannya berada di antara 100 – 3.000 meter di atas permukaan laut.

 2. Struktur dan konstruksi, Spesifikasi :

  • Struktur rangka kayu
  • Penutup dinding papan
  • Pondasi umpak beton
  • Lantai papan kayu serut
  • Rangka atap kayu bua
  • Penutup atap alang – alang

3. Sains Bangunan

Pengembangan pembangunan model cluster di desa tangma dilakukan dengan perubahan dimensi ruang sesuai standar ruang gerak, teknik pengolahan material dan bahan bangunan, serta pengolahan pencapaian kesehatan dalam bangunan.

 4. Pola dan tata lingkungan

Konsep diciptakan seasri mungkin dengan memanfaatkan tanaman di pekarangan rumah dan pembatas jalan juga dilengkapi penyediaan fasilitas MCK.

 

Biaya investasi dan Pemeliharaan

Biaya investasi cukup mahal tetapi untuk bahan tidak sulit didapat, transportasi pengangkutan bahan baku juga cukup dekat dikarenakan daerah pembangunan berada dipegunungan, untuk pemeliharaan cukup mudah akan tetapi struktur yang menggunakan bahan kayu perlu bahan anti rayap, rangka alang-alang berkisar enam bulan sudah dapat diganti tapi dapat bertahan hingga tiga tahun.